Friday, April 30, 2010

Menapaki jejak

Apa sih yang membuat Bandung begitu berkesan untuk saya? Mengutip dari tulisan saya sendiri di akun lainnya, Bandung adalah sore hari, berjalan kaki sendirian di trotoar dengan daun-daun kering berjatuhan di sela semburat senja.

Saya rindu kesendirian yang damai. Saya ingin kembali bisa merasakan hangat yang merayap pelan-pelan ke lengan yang telanjang; mengusap peluh yang muncul karena berjalan kaki cukup jauh--saat itu--dari Dago atas sampai ke Jl. Merdeka.

Di Jakarta, saya tak bisa menemukan kedamaian macam ini. Entah karena saya memang tak pernah merasa kerasan di kota ini atau karena saya yang tidak mau merusak kenangan saya akan kota berangin sejuk itu. Saya cenderung ingin memertahankan ingatan manis di satu tempat, tidak membuat replikanya di tempat baru.

Akhir pekan kemarin saya pulang, nyaris tidak bernafas karena agenda saya padat luar binasa. Bertemu si A untuk makan siang dan jalan-jalan lalu janji makan malam dengan si B. Pergi dari tempat 1 ke tempat 2, 3, 4 dan seterusnya. Seharian penuh saya di luar rumah. Baru tengah malam, saya bisa duduk dan mengurusi kucing-kucing saya yang sudah bosan menunggu saya pulang.

Tiba di Jakarta nyaris tengah malam, dengan badan nyaris rontok. Saya butuh istirahat lagi. Saya butuh Bandung yang santai, bukan yang macet sesiang bolong dan membuat saya harus berangkat dari pagi hari untuk menyelesaikan semua urusan.

Iya, saya kangen Bandung. Bandung yang tenang di sore hari yang hangat dengan daun-daun berguguran dibawa angin sejuk.

*keluh*

Monday, April 12, 2010

Ketika kantuk datang

Ini memang masih hari pertama prajab, tapi aroma kebosanan sudah menghantui seperti bau kepala ikan dalam kantung plastik sampah di dapur ibumu...mengganggu sekalipun tidak terlihat, kau tahu ada bau busuk di dasar plastik.

Saya tidur cukup semalam, 8 jam, tapi sayangnya itu tidak membantu kesadaran saya untuk bertahan mendengarkan pemateri cuap2 di depan panggung. Lagi-lagi, ini semua karena omong kosong yang berlebihan.

Masih ada 13 tiga perempat hari lagi. Untung ada teman yang rela BBnya saya bajak sejenak untuk menulis di sini. Kalau tidak, saya sudah akan tertidur sedari tadi. Ya tuhan, kebosanan macam apa ini?

Oya, rambut saya sukses berbau karat. Tampaknya trend di tempat pelatihan ini adalah aroma karat di air mandi. Keramas pake aqua aja kali ya? *songong*

Seharusnya saya membeli BB sebelum saya pergi *sigh*

Bersambung...