Wednesday, March 3, 2010

Saya dan Interpol

Saya dan Interpol adalah perpaduan keseharian di kantor beberapa waktu terakhir ini. Hanya saya dengan Paul Banks berseru-seru dengan irama yang membuat kepala saya ikut bergoyang, headphones menjadi aksesori rambut yang tak terlalu kentara.

Sementara manusia-manusia lainnya sibuk dengan gosip pagi tadi di bis jemputan kantor. Dan tentunya saya jadi ditinggalkan karena saya memilih untuk mendengarkan racauan Paul Banks ketimbang rekan sekantor saya. Lucu saja karena saya bisa merasa tidak punya teman karena saya tidak mengikuti gosipan terakhir di kantor, karena saya tidak tertawa keras-keras ketika ada orang lain yang melucu, karena saya jarang sekali berkelakar ketika sedang bekerja, karena saya terlanjur dikenal sebagai orang yang (mungkin) terlalu serius. And this girl with the twitching eyes really bothers me. I don't know why but I have a bad feeling about her. Plus, saya sehari tidak masuk kantor karena saya sakit. Ada pekerjaan yang harus saya tinggalkan dan tampaknya revisi masuk terus-menerus. Pekerjaan itu tentunya sudah dikerjakan oleh anggota tim yang lain. Oh well, I may never get a promotion in this office, adding more reasons to quit this job someday.

Maka saya hanya dengan Interpol. Banks berseru:
We all get paid
Yeah some get faith before they die
Then through stars we will navigate
Through the holes in your eyes

Lagu-lagu mereka (tentunya) mengingatkan saya pada Joy Division, satu lagi band yang beberapa waktu terakhir ini saya dengarkan berulang-ulang. Karakter vokal Banks membuat saya gampang sekali melamun, mengingat kejadian semalam yang terasa lucu jika dibahas sekarang.

Saya dan dua orang lainnya. Itu hal lain yang melintas ketika saya membuat tulisan ini. Yang satu meledak-ledak dengan semangat yang sepertinya selalu terisi penuh. Entah dia mendapatkan tenaga dari mana tapi pipinya selalu bersemu merah karena semangat. Yang lainnya lebih tenang dengan cara bertutur yang teratur, hampir tidak ada lonjakan intonasi. Tidak melulu datar memang tapi dia tahu gimana caranya bicara. Dan dia tahu apa yang harus dia katakan.

Hum... saya, interpol, dua orang tak dikenal.

"We should take a trip now to see places
I'm sick of this town
I see my face has changed."


No comments: